Senin, 11 Juli 2011

KONSEP ZAKAT

ZAKAT
Dalam Prepektif Fiqh Klasik Dan Undang-Undang RI. Nomor 38 Tentang Pengelolaan Zakat Tahun 1999

A.    Pendahuluan
Zakat merupakan instrument perekonomian umat islam yang tidak lain untuk kesejahtraan masyarakat yang dalam kondisinya sedang menurun. Zakat merupakan seuatu kewajiban yang mana berhubungan dengan Allah.swt. Disamping hubungan Zakat dengan Allah juga berhubungan dengan manusia (muamalat).

B.     Zakat: Prespektif Fiqh Klasik Dan Undang-undang RI. No. 38 / 1999
Zakat berasal dari kata zaka, artinya tumbuh dengan subur. Makna lain kata zaka, sebagaimana digunakan dalam al-Qur’an adalah suci dari dosa. Menurut UU. RI. No. 38 Tahun 1999, Zakat adalah Harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslin atau badan yang dimiliki oleh seorang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Dasar Hukum tertera dalam Qur’an At-Taubat: 38 dan UU. RI. No. 38/1999. Prinsip-prinsip zakat:
                         i.            Keyakinan Agama
                       ii.            Pemerataan & keadilan
                     iii.            Produktifitas & kematangan
                     iv.            Nalar
                       v.            Kebebasan
                     vi.            Etika dan kewajaran.
Zakat mempunyai Tujuan-tujuan:
                         i.            Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta penderitaan.
                       ii.            Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnu sabil dan mustahiq lainya.
                     iii.            Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat manusia
                     iv.            Menghilangkan sifat kikir
                       v.            Membersihkan sifat dengki & kecemburuan social, dan lain sebagainya.
Zakat diwajibkan terhadap kelima jenis harta berikut ini, yaitu nuqud (emas, perak, dan uang), barang tambang dan barang temuan, harta perdagangan, tanaman dan buah-buahan, dan binatang ternak (unta, sapi, dan kambing). Berbeda dengan kuda sahabatnya (Abu Yusuf dan Muhamad), Abu Hanifah mewajibkan zakat kuda. Pendapat yang difatwakan adalah pendapat kedua sahabatnya___ yang juga muridnya. Permasalahan ini akan dibahas dalam keenam uraian berikut ini.
Disamping macam-macam zakat dalam fiqh klasik UU. No. 38 juga menjabarkan macam-macam harta yang wajib dizakti.
a.       Zakat Nuqud
Para fuqoha sepakat bahwa nuqud wajib dikeluarkan zakatnya, baik nuqud yang berupa potongan, yang dicetak, yang berbentuk bejana, maupun__ menurut Mazhab Hanafi__perhiasan. Alasan pewajiban zakat dalam harta ini adalah dalil-dalil dari Al Quran, Sunnah, dan Ijma’ yang telah dikemukakan di atas, yakni dalil-dalil mengenai kewajiban zakat secara mutlak.
1.      Nisab dan Kadar Wajib Zakat Nuqud
Nisab zakat emas adalah 20 mitsqal atau satu dinar. Kira-kira kadar seperti itu sama dengan 14 lire emas Utsmani, 12 lire inggris, kira-kira sama dengan 100 garam dalam ukuran mistqal Iraqi, atau sama dengan 96 gram ukuran mistqal orang-orang non Arab. Menurut jumhur, ukuran emas tersebut sama dengan 91 23/25 gram.
Perbedaan antara dua ukuran mitsqal (Iraqi, dan non Arab) hanya berkisar 0,2 gram. Mitsqal non Arab sama dengan 4,8 gram, sedangkan mitsqal Iraqi sama dengan 5 gram. Kita dianjurkan untuk berpegang kepada ukuran yang lebih sedikit, sebagai upaya hati-hati sehingga ukuran emas di atas sama dengan 96 gram atau 85 gram. Hal ini disesuaikan dengan dirham Arab 1 dirhamnya sama dengan 2, 975 gram.
Nisab Perak ialah 200 dirham yang kira-kira__ menurut Mazhab Hanafi__ sama dengan 700 gram atau menurut jumhur 643 gram.
Jumhur selain mazhab Syafi’I, membolehkan penggabungan kedua jenis nuqud untuk menggenapkan jumlah nisab. Dengan demikian, emas bisa digabungkan dengan perak, begitu pula sebaliknya. Mazhab syafi’i berpendapat bahwa masing-masing dari kedua ini tidak boleh saling digabungkan.
Pendapat yang pertama, yakni pendapat jumhur, adalah pendapat yang wajib diikuti pada zaman sekarang sebab hal ini berkenaan dengan mata uang. Dewasa ini, penggabungan masing-masing jenis nuqud kepada jenis nuqud yang lain meripakan hal yang mesti.
Penentuan harga pengeluaran nisab zakat emas dan perak disesuaikan dengan masanya; sesuai dengan daya jual yang dimiliki oleh mata uang yang berlaku. Begitu juga, penentuan tersebut disesuaikan dengan harga pengeluaran masing-masing emas dan perak pada setiap tahunya di daerah muzakki, yakni ketika zakat tersebut hendak dikeluarkan.
2.      Kadar Zakat
Kadar zakat yang wajib dikeluarkan dari emas dan perak ialah seperempat puluh (2,5%). Dengan demikian, jika seorang memiliki 200 dirham dan telah mencapai masa hawl, zakat yang wajib dikeluarkan adalah 5 dirham, sedangkan jiwa dia memiliki 20 mitsqal, zakat yang wajib dikeluarkan darinya adalah 0,5 dirham (mitsqal)
1.      Harta yang kurang dan lebih dari Nisab
Sebagaimana telah ketahui, emas yang berjumlah 20 dinar yang harganya sama dengan 200 dirham, wajib dikeluarkan zakatnya. Ini kesepakatan ulama. Adapun jika emas itu kurang dari 20 mitsqal, zakatnya tidak wajib dikeluarkan kecuali jika emas itu digenapkan dengan perak atau barang dagangan.
2.      Hukum harta maghsyusy atau harta yang bercampur dengan selainya
Yang dimaksud dengan harta maghsyusy ialah harta yang bercampur dengan harta yang nilainya lebih rendah darinya. Misalnya, emas bercampur dengan perak atau perak bercampur dengan perunggu. Mengenai zakat harta maghsyusy, para fuqoha mempunyai tiga pendapat:
a.       Mazhab Hanafi ( ابو حنيفة ) berpendapat bahwa jika dalam harta yang bercampur itu jumlah peraknya lebih banyak, harta tersebut dipandang sebagai perak. Begitu juga, jika jumlah lebih banyak itu adalah emas, harta tersebut dipandang sebagai emas. Jika yang lebih banyak dalam harta tersebut adalah campuran itu sendiri, ia dihukumi sebagai barang dagangan. Harga tadi harus mencapai nisab karena ia dipandang sebagai barang dagangan ia harus diniati sebagai barang dagangan pula, seperti halnya barang-barang yang lain.
b.      Mazhab Maliki  ( مالك ) berpendapat bahwa yang menjadi ukuran adalah kelarisan. Dengan demikian, zakat wajib diambil dari nuqud yang timbanganya penuh, atau bercampur seperti dengan perunggu, atau timbangan keduanya kurang tetapi masing-masing keduanya laris seperti larisnya emas dan perak yang timbanganya penuh.
c.       Mazhab Syafi’I  ( الشافى ) dan Hambali, tidak ada kewajiban zakat dalam arti maghsyusy sebelum barang yang murni mencapai nisab yang penuh.
3.      Zakat Perhiasan
Para Fuqoha, sebagaimana telah dijelaskan dimuka, sepakat bahwa emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya, baik keduanya dibentuk maupun ataupun tidak, misalnya berbentuk lempengan, serpihan, bejana, dan perhiasan mulia. Perhiasan yang wajib dizakati, menurut Mazhab Maliki adalah perhiasan yang dijadikan barang dagangan. Pendapat ini disepakati. Perhiasan tersebut dihitung menurut timbanganya, bukan menurut harga setelah dibentuk.
Perhiasan yang dijadikan barang sewaan tidak wajib dizakati, baik perhiasan itu milik seorang laki-laki maupun perempuan. Perhiasan yang diperbolehkan untuk perempuan juga tidak wajib dizakati.
Demikian pula, zakat tidak diwajibkan terhadap cincin yang dibuat dari perak, perhiasan yang dikenakan oleh hidung, gigi, dan lain-lain. Perhiasan yang wajib dikeluarkan menurut mazhab syafi’I ialah perhiasan yang sengaja dipendam, ditabungkan, berbentuk bejana, perhiasan permpuan yang dikenakan laki-laki, perhiasan laki-laki yang dikenakan perempuan, atau serpihan yang dibentuk sebagai perhiasan.
Adapun menurut mazhab hambali perhiasan yang wajib zakatnya dikeluarkan ialah perhiasan yang dijadikan barang dagangan, perhiasan yang haram dikenakan perempuan, pehiasan yang dikenakan oleh binatang dan lain-lain.
b.      Zakat Barang Tambang dan Temuan
Barang tambang tidak sama dengan rikaz. Barang tambang ialah harta yang dikeluarkan dari suatu tempat yang diciptakan Allah swt. Ia khusus berkenaan dengan emas dan perak.
Zakat yang wajib dikeluarkan dari barang tambang ialah seperempat puluh. Dengan catatan, barang tersebut berupa emas atau perak, baik diketemukan di tanah yang mubah (tidak ada pemiliknya)
c.       Zakat Harta Perdagangan
1.      Makna harta perdagangan
Urudh ialah bentuk jamak dari kata ‘aradh (huruf ra’-nya difathahkan); artinya, harta dunia yang tidak kekal. Kata ini juga dipandang sebagai bentuk jamak dari kata ‘ardh (huruf ra’-nya disukunkan); artinya barang selain emas dan perak, naik berupa benda, rumah tempat tinggal, jenis-jenis binatang dan lain-lain yang disediakan untuk diperdagangkan.
2.      Syarat Zakat Barang dagngan
Para fuqaha mengajukan beberapa syarat wajib untuk zakat barang dadangan. Syarat-syarat tersebut adalah:
o   Nisab
o   Hawl
o   Niat melakukan perdagangan saat membeli barang-barang dagangan.
o   Barang dagangan dimiliki melalui pertukaran.
o   Harta dagangan tidak dimaksudkan sebagai qunyah (yakni sengaja dimanfaatkan oleh diri ssendiri dan tidak diperdagangkan)
o   Pada saat perjalanan hawl, semua harta perdagangan tidak menjadi uang yang jumlahnya kurang dari nisab
o   Zakat tidak berkaitan dengan barang dagangan itu sendiri
Tabel Macam-macam Zakat Perusahaan, perdagangan, & pendapatan
Jenis harta
Nisab
Haul
Kadar Zakat
keterangan
Industri; tekstil, baja, tempe, tahu dll.
96 gram emas murni
1 tahun
2 setengah %
Yang dinilai semua kekayaan pada saat mengeluarkan zakat.
Industri pariwisata; hotel, penginapan, villa, restoran, bioskop, & kolam renang
96 gram emas murni
1 tahun
2 setengah %
-
Perdagangan; ekspor, impor, pertokoan, warung, depot/kios, percetakan.
96 gram emas murni
1 tahun
2 setengah %
-
Jasa; Notaris, akuntan, travel biro, biro reklame, transportasi laut, darat dan udara
96 gram emas murni
1 tahun
2 setengah %
-
Real estate; perumahan, penyewaan rumah/tanah
96 gram emas murni
1 tahun
2 setengah %
-
Pendapatan; gaji, honorarium, komisi, penghasilan dokter
96 gram emas murni
1 tahun
2 setengah %
Cara menghitungnya penjumlahan pendapatan 1 tahun, dapat dikeluarkan pada waktu menerima.
Usaha-usaha pertanian, perkebunan, perikanan; tambak, kebun teh, karet, kopi, peternakan ayam, bebek, kelinci dan sebagainya.
96 gram emas murni
1 tahun
2 setengah %
-
Uang simpanan; tabanas, deposito, uang tunai.
96 gram emas murni
1 tahin
2 setengah %
-

d.      Zakat Tanaman
Nisab hasil tanaman menurut pendapat ulama yang lebih kuat adalah 5 wasaq. Hadis nabi yang berbunyi:
ليس فيما دون خمسة او ساق صدقة , ولا فيما دون خمس اواق صدقة
Artinya: Tidak dikeluarkan Zakat (hasil tanaman) yang kurang dari 5 wasaq dan tidak pula dikeluarkan zakat (perak) yang kurang dari 5 auqiyah (H.R Muslim)
Ukuran 5 wasaq = 486 Kg dengan perhitungan 1 wasaq = 60 – Sha’ = 225 rithil (kati). 1 rithil = 432 gr. Jadi 5 wasaq = 5 x 225 rithil x 432 gr = 486.000 gr = 486 kg. kadar (ukuran jumlah) zakat yang dikeluarkan adalah 10 % dari tanaman yang diairi dengan air hujan atau air sungai dan 5 % bagi tanaman yang disirami dengan menggunakan tenaga (menangkut air). Hadis Nabi saw.
فيما سقت السماء و العيون و كان عثريا العشروما سقي بالنضح نصف العشر
Artinya: Pada tanaman yang disirami hanya dengan air hujan dan mata air. Zakatnya se usyur (1/10 = 10 %) dan pada tanaman yang disirami dengan mengangkut air zakatnya se nisfu usyur (1/20 = 5 %). (H.R. Bukhori dan Abu Daud)
Tabel Zakat Tanaman: Departemen Agama RI.
Jenis Tanaman
Nisab
haul
Kadar zakat
keterangan
Padi
1.350 Kg gabah 750 kg beras.
Tiap panen
5 % atau 10 %*
*Jika airnya mudah 5 %, jika susah 10 %
Biji-bijian; jagung, kedelai
1.350 Kg gabah 750 kg beras.
Tiap panen
5 % atau 10 %*
-
Umbi-umbian; ubi kentang, ubi kayu, ubi jalar, jahe.
1.350 Kg gabah 750 kg beras.
Tiap panen
5 % atau 10 %*
-
Buah-buahan; kelapa, pisang, durian, rambutan, duku, salak, apel, jeruk, papaya, nanas, sawit, mangga, lada. Dll.
1.350 Kg gabah 750 kg beras.
Tiap panen
5 % atau 10 %*
-
Tanaman hias; anggrek, segala jenis bunga termasuk cengkeh.
1.350 Kg gabah 750 kg beras.
Tiap panen
5 % atau 10 %*
-
Rumput-rumputan; serei, bamboo, tebu.
1.350 Kg gabah 750 kg beras.
Tiap panen
5 % atau 10 %*
-
Daun-daunan, the, tembakau, dll.
1.350 Kg gabah 750 kg beras.
Tiap panen
5 % atau 10 %*
-
Kacang-kacangan; kacang hijau, kedelai, kacang tanah.
1.350 Kg gabah 750 kg beras.
Tiap panen
5 % atau 10 %*
-
Sayur-sayuran; bawang, mentimun, kol, bit, wortel, petai, bayam, sawi, cabai, jengkol, dll.
1.350 Kg gabah 750 kg beras.
Tiap panen
5 % atau 10 %*
-

e.       Zakat Ternak
Dasar hukum wajib zakat bagi binatang ternak adalah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari. Yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah ternak yang telah diplihara setahun di tempat pengembalaan dan tidak diperkerjakan sebagai tenaga pengangkutan dan sebagainya, dan sampai nisabnya.
1.      Unta
Tabel Kadar Nisab Zakat Menurut Ijmak Ulama
Jumlah Ekor
Banyak Zakat Yang wajib dikeluarkan
5-9
Seekor Kambing
10-14
2 ekor Kambing
15-19
3 ekor kambing
20-24
4 ekor kambing
25-35
Sekor anak unta betina (berumur satu tahun lebih
36-45
Sekor anak unta betina (berumur dua tahun lebih)
46-60
Sekor anak unta betina (berumur tiga tahun lebih)
61-75
Sekor anak unta betina (berumur empat tahun lebih)
76-90
2 ekor anak unta betina (berumur dua tahun lebih)
91-120
Dua ekor anak unta betina (berumur tiga tahun lebih)
121-129
Tiga ekor anak unta betina (umur dua tahun lebih)
130-139
Seekor anak unta betina (umur tiga tahun), ditambah dua ekor anak unta betina (umur dua tahun lebih)
140-149
Dua ekor anak unta betina (umur tiga tahun), ditambah seekor anak unta betina (umur dua tahun lebih)
150-159
Tiga ekor anak unta betina (berumur tiga tahun lebih)
160-169
Empat ekor anak unta betina (berumur dua tahun lebih)
170-179
Tiga ekor anak unta betina (umur dua tahun lebih), ditambah seekor anak unta betina (berumur tiga tahun lebih)
180-189
Dua ekor anak unta betina (umur dua tahun lebih), ditambah dua ekor anak unta betina (umur tiga tahun lebih)
190-199
Tiga ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih), ditambah seekor anak unta betina (umur dua tahun lebih)
200-209
Empat ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih), atau lima ekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih)

2.      Zakat lembu, Kuda dan kerbau
Nisab lembu dan kerbau sama tiap 50 ekor lembu/kerbau zakatnya satu ekor lembu/kerbau. Pendapat lain laagi mengatakan 5 ekor lembu/ kerbau zakatnya. 1 ekor kambing, dan tiap 25 ekor lembu/ kerbau zakatnya seekor lembu/kerbau.
3.      Zakat Kambing
Nisab kambing dan biri-biri adalah sama.
Jumlah ekor
Banyak zakat yang wajib dikeluarkan
40-120
Sekor kambing
121-200
Dua ekor kambing
201-300
Tiap-tiap 100 ekor kambing zakatnya seekor kambing
4.      Zakat Sapi
Jumlah ekor
Banyak zakat yang wajib dikeluarkan
30-39
1 ekor sapi berumur satahun lebih
40-59
1 ekor sapi berumur 2 tahun lebih
60-69
2 ekor sapi berumur 1 tahun lebih
70-79
2 ekor sapi, (1 ekor berumur 1 tahun & 1 ekor lagi berumur 2 tahun lebih). Setiap tambah 30 ekor zakatnya ditambah 1 ekor sapi berumur 1 tahun.

f.       Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib berdasarkan sabda Rasulallah saw. Atas setiap muslim yang berlebih dari makanan pokoknya dan makanan pokok orang yang menjadi tanggunganya pada malam hari raya fitri sebanyak satu sha’ dari yang dimakannya, yaitu ukuran Sha’ (2.1/ 2 kg).
حديث عبد الله بن عمر أنه قال : ( فرض رسول الله  ص.م  زكاة الفطر على الناس من رمضان صاعا من تمر او صاعا من شعير على كل حر او عبد ذكر او انثى من المسلمين ) ---بداية مجتهد . 203. ج 1
 Zakat fitrah dikeluarkan dari jenis makanan pokoknya atau lebih baik dari itu pembagianya seperti zakat harta.
Waktu zakat fitrah dalam kitab Bidayatul Mujtahid adalah akhir Bulan Ramadhan sesuai Hadis Nabi yang artinya: Rasulallah.saw mewajibkan zakat fitrah di bulan Ramadhan). Namun para Ulama berbeda pendapat, diantaranya:
حديث ابن عمر ( فرض رسول الله ص.م زكاة الفطر من رمضان ). فقال مالك في رواية ابن القاسم عنه تجب بطلوع الفجر من يوم الفطر . و قال ابو حنيفة تجب في اخر رمضان . فقال الشافى تجب بغروب الشمس من اخر يوم رمضان.  ----ص 206. ج 1.
Pendapat Imam Malik “ Kewajiban mengeluarkan zakat fitrah waktu munculnya matahari di Hari raya”. Abu Hanifah, “Diahir bulan Ramadhan”. Imam Syafi’I “Terbenamnya matahari dibulan Ramadhan”.
g.      Penerimaan Zakat & Pengorganisasian untuk pemberdayaan Zakat
Mengenai penerimaan zakat dibagi menjadi dua kategori:
1.      Yang berhak menerima
Yang berhak menerima zakat menurut ketentuan al-Qur’an surah at-Taubat: 60 adalah;
§  Fakir
§  Miskin
§  Amil
§  Muallaf
§  Riqab
§  Gharim
§  Sabilillah
§  Ibnu sabil
Penjabaran golongan tersebut dilakukan oleh manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad dalam berbagai aliran hukum islam.
Ø  Untuk Zakat Fitrah mempunyai kualifikasi sendiri. Dalam Kitab Bidayatul Muztahid:
واما لمن تصرف فاجمعوا على انها تصرف لفقراء المسلمين لقوله عليه الصلاة و  السلام : (( اغنهم عن السؤال في هذا اليوم )).
2.      Yang tidak berhak menerima
Yang tidak berhak menerima zakat
§  Keturunan Nabi Muhammad.saw
§  Kelompok orang kaya
§  Keluarga Muzaki
§  Orang yang sibuk beribadah sunnat untuk kepentingan dirinya sendiri, dan melupakan kewajiban mencari nafkah untuk dirinya, / keluarganya.
§  Orang yang tidak mengakui adanya tuhan dan menolak ajaran agama.
PENDAYAGUNAAN ZAKAT
Tentang pendayagunaan zakat, perlu diingat bahwa zakat itu mempunyai dua fungsi utama;
1)      Membersihkan harta benda dan jiwa manusia supaya senantiasa berada dalam keadaan fitrah.
2)      Zakat itu berfungsi sebagai dana masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan social guna mengurangi kemiskinan.
Menurut Mohammad Daud Ali pemanfaatan zakat dapat digolongkan kedalam empat katagori.
a)      Pendayagunaan zakat yang komsutif tradisional sifatnya. Dimana zakat dibagaikan kepada orang yang berhak menerimanya untuk dimanfaatkan secara langsung oleh yang bersangkutan, seperti zakat fitrah yang diberikan pada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b)      Konsumtif kreative. Zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula, seperti diwujudkan dalam bentuk alat-alat sekolah, beasiswa dan lain-lain.
c)      Produktif Tradisional. Zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, misalnya kambing, sapi, mesin jahit, alat-alat pertukangan, dll. Pemberian zakat seperti ini dapat mendorong orang menciptakan suatu usaha atau memberikan suatu lapangan pekerjaan bagi fakir miskin.
d)     Produktif kreatif. Zakat yang diwujudkan dalam bentuk modal yang dapat dipergunakan, baik membangun suatu proyek social maupun untuk membantu atau menambah modal seorang pedagang atau pengusaha kecil.
Pendayagunaan zakat dalam katagori ketiga dan keempat ini perlu dikembangkan karena pendayagunaan yang demikian mendekati hakikat zakat, baik yang terkandung dalam fungsinya sebagai ibadah maupun dalam kedudukanya sebagai dana masyarakat.
Menurut UU. No. 38 Pengelolaan Zakat Tahun 1999
Pendayagunaan Zakat adalah: [1]
1)      Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan ketentuan Agama.
2)      Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan sekala prioritas kebutuhan roustahiq dan dapat dimafaatkan untuk usaha yang produktif.
3)      Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan menteri.
PENGORGANISASIAN (LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT)
Pengorganisasian zakat perlu diatur sebaik-baiknya agar pelaksanaan zakat dapat dikordinasikan dan diarahkan. Ini perlu dilakukan untuk memantapkan kepercayaan masyarakat dan wajib zakat. Prinsip-prinsip pengorganisasian berikut perlu dilaksanakan:
1)      Penanggung jawab tertinggi seharusnya pemerintah atau pejabat tertinggi dalam strata pemerintah setempat.
2)      Pelaksananya; lembaga tetap dan pegawai yang berkerja penuh secara professional, dibiayai pada permulaan dengan subsidi pemerintah, yang kemudian secara berangsur-angsur oleh dana amal zakat sendiri.
3)      Kebijaksanaan harus dirumuskan secara jelas dan dipergunakan sebagai dasar perencanaan, pengumpulan dan pendayagunaan zakat, sumber dan sasaran pemanfaatnya untuk suatu waktu tertentu.
4)      Program pendayagunaan zakat harus harus terinci supaya lebih efektif dan produktif bagi pengembangan masyarakat.
5)      Usulan proyek penggunaan dana untuk pelaksanaan program yang dilakukan oleh lembaga dan atau oleh organisasi masyarakat, harus didasarkan setudi kelayakan.
6)      Mekanisme pengawasan dilakukan melalui peraturan-peraturan, dan ada keterbukaan pada masyarakat.
7)      Pengembangan dasar-dasar hukum tentang zakat, pemahaman baru tentang zakat.
8)      Penyuluhan untuk menciptakan kondisi yang kondusif.
Hal-hal inilah yang mendasari lahirnya U.U. RI Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Zakat. Kaitanya denga pengorganisasian (lembaga Pengelola Zakat). Bisa dilihat dalam pasal 6
(1)   Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan Amil Zakat yang dibentuk oleh pemerintah.
(2)   Pembentukan badan amil zakat:
(a)    Nasional oleh Presiden Atas usul menteri
(b)   Daerah propinsi oleh Gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen agama propinsi.
(c)    Daerah kabubaten atau daerah kota oleh Bupati atau walikota atas usul kepala kantor departemen agama kabubaten atau kota.
(d)   Kecamatan oleh Camat atas usul kepala kantor urusan agama kecamatan.
(3)   Badan amil zakat disemua tingkatan memiliki hubungan kerja yang bersifat kordinatif, konsulatif, dan informative.
(4)   Pengurus badan amil zakat terdiri atas unsure masyarakat dan pemerintah yang memenuhi persyaratan tertentu.
(5)   Organisai amil zakat terdiri atas unsure pertimbangan, unsure pengawas dan pelaksanaan.
C.    Kesimpulan
Zakat disamping ibadah juga ada unsur kemasyarakatan. Zakat bertujuan untuk mensejahterakan umat manusia. Maka dari itu zakat harus digalakan dan dikembangkan secara tepat. Sehingga zakat bisa memberikan peran yang baik. Disamping itu pemberdayaan zakat harus tepat sasaran dan lembaga pengelola zakat harus memiliki profesionalme. Sehingga zakat tidak disalah gunakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Makalah ini bukanlah sebagai solusi akan tetapi sebagai penyegar dan arahan untuk pihak-pihak yang terkait agar tujuan zakat bisa tercipta.
DAFTAR PUSTAKA
  • Ali, Mohammad Daud (2002). Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
  • Al-Zuhaily, Wahbah (2000). Zakat. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  • Daradjat, zakiah dkk (1995). Ilmu Fiqih. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf.
  • Ghazali, imam (1995). Mukhtashar Ihya’ Ulumuddin Terjemah. Jakarta: Pustaka Alami.
  • Ibnu Rusdy. (t.th). Bidayatul Mujtahid. Surabaya: Al-Hidayah.
  • Imam Taqiyuddin. (t.th). Kifayul Ahyar. Surabaya: Al-Hidayah.
  • Kementrian Agama RI. (2009). Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Bandung: Di Ponogoro.
  • Misbah bin Zain Mustofa. (t.th). Matan Al Ghoyabut Taqrib. Surabaya: Sumber Ilmu.
  • _________ . (2009). Undang-undang Tentang Agama. T.tp: Citra Media Wacana.




[1] UU. RI.  No. 38 Pengelolaan Zakat tahun 1999. Pasal 16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar